Rabu, 30 Mei 2012

Siapa Lagi Kalau Bukan Giany.

"Kak Gigi ini ga berlebihan apa buat aku?" Kata saya sambil cengar-cengir tapi sebenarnya ingin menitikkan air mata keharuan yang luar biasa dalam. Hufht saya lebay. Dan sayangnya, kelebayan saya berbanding terbalik dengan ekspresi yang ditanya karena dia hanya menampilkan senyum (sok misterius) dan penuh kemenangan.

Saat itu Jum'at sore, tanggal 25 Mei. Di sekretariat UFO, baru saja diadakan briefing untuk kelancaran terselenggaranya kegiatan pelantikan keesokan harinya. Dengan gerak-gerik mencurigakan, Kak Gigi (teman UFO saya) terlihat merogoh tas, kemudian mengulurkan sesuatu berbungkus kertas kado kuning bercorak tokoh Mickey Mouse kepada saya. Dengan sebelumnya sok menolak karena merasa Kak Gigi sudah memberikan kado (paksaan) berupa tiket nonton konser Sheila On 7, saya menerima bingkisan tersebut sambil senyum-senyum. Dengan sigap seolah tak ingin apa yang ada ditangan lenyap, buru-buru saya membuka bingkisan tersebut.

Jadilah sebuah album milik White Shoes and The Couple Company bertajuk "Album Vakansi" berada digenggaman saya. Weits, album tersebut bukan album biasa. Covernya tidak lagi hanya gambar Nona-nona dan Tuan-tuan yang sedang berpose didepan pesawat terbang, namun tambahan tambahan tulisan "Selamat panjang umur, Astrini" lengkap dengan tanda tangan Nona Sari, Nona Meli, Uncle John, Tuan Ale, Ricky, dan Rio. Tak hanya itu, bungkusan tersebut disertai sebuah kartu pos bertuliskan quote kesukaan Kak Gigi (yang tampaknya kemudian menjadi quote kesukaan banyak orang) dari John Lennon, lengkap dengan alamat rumah, perangko dan pesan singkat yang isinya bikin pengen peluk-peluk yang suka pakai kupluk :3
Giany Amorita atau yang sangat akrab saya panggil Kak Gigi, adalah teman baik ketika menunggu mobil dicuci dan seorang wanita yang menginspirasi. Saya, adalah salah seorang yang terinspirasi.
Hampir dua tahun menjalin hubungan dekat dengannya, caranya yang sederhana dalam mencintai, menyukai, dan menggandrungi sesuatu suka membuat iri. Tulisan serta foto-foto di tumblrnya juga selalu meluluhkan hati.

Kak Gigi,
Semoga doa di kartu posmu untukku terkabulkan.
Dan semoga selanjutnya, minta nomer handphone berarti sebuah awalan untuk saling mengirim pesan secara berkelanjutan ya :p

Sudah saya bilang, kejutan itu adalah apa yang disebut dengan perjuangan.

Terimakasih, Kak Gigi. (:

Selasa, 29 Mei 2012

Hello Kids!


How I love to take some children's pic everywhere I go.
Altough so hard to set them into a measured position, they are all so cute, lovable, and friendly, so I'd love to back there and take their pic again.
Now, say hello to Pecatu - Bali Kids with their marching band's custom.

Senin, 28 Mei 2012

DITEMANI - MENEMANI



“Kalau lagi capek terus ada yang mau nyamperin, maunya dibawain apa? “
Pertanyaan diatas diungkapkan langsung oleh seorang teman setelah dia selesai manggung dengan bandnya. Tidak salah apabila pertanyaan tersebut dikatakan sebagai penutup hari saya yang diawali dengan pertanyaan “Sendirian aja?” tadi pagi, lalu “Kamu sendirian?” dipertengahan pagi dan siang, dan “Sendirian, As?” tepat dipertengahan hari.
Saya tidak memerlukan detik untuk kemudian menjawab pertanyaan teman saya itu, tepat setelah dia selesai berkata, saya menjawab bahwa saya senang hanya dengan ditemani, sebelum akhirnya saya berfikir diajak makan es krim atau perjumpaan yang dibubuhi sedikit pelukan akan lebih melegakan.
Saya selalu senang apabila diminta menemani, apalagi dengan sesuatu yang tidak sering saya lakukan sehari-hari (dan tidak memerlukan banyak biaya tentunya). Misalnya minum es dawet dipinggir jalan ketika sore hari, menemani periksa ke dokter, menemani ke toko alat make up, sekedar mengobrol dirumah dengan hanya menggunakan kaos dan kolor, menemani makan malam ketika seorang teman sedang menderita influenza, berkeliling kota mengendarai vespa, duduk dipelabuhan melawan angin kencang, membaca buku dalam temaram didalam mobil, dan (apalagi) menonton gig bersama karib. Sering juga saya berfikir, pasti menyenangkan duduk dipelataran sebuah jalan ramai dalam diam, namun tidak sendirian. 
Untuk urusan ditemani. Saya tidak mungkin bisa memungkiri apabila saya merasa amat senang apabila ada yang menemani. Ditemani buka puasa, ditemani makan pagi, siang, atau malam, ditemani hujan-hujanan, ditemani mengerjakan proposal atau laporan, dan tentu saja ditemani berbincang.
Berkaitan dengan pertanyaan teman saya diatas dan terlepas dari hasrat ingin sendiri yang terkadang muncul, buat saya, ditemani (atau menemani) itu lingkaran lugu yang sederhana, dimana semua orang bisa melakukannya. Dua hal tersebut membuat semua orang jadi bisa membahagiakan orang yang ditemani dan semua orang bisa jadi dibahagiakan oleh orang yang menemani.



Nothing is sweeter than the togetherness we share
-Tulisan di tissue JCo. Grage Mall-Cirebon
In case orang terdekatmu sekarang sedang butuh sekali ditemani, ambil handphone dan ajak dia bertemu.

(From http://astrn.tumblr.com/page/3)

Sabtu, 26 Mei 2012

Faizal Afnan.

Atau yang sehari-hari dipanggil Afnan, dulunya sering meminta orang lain untuk memanggilnya Nanan. Sok imut sekali. Pertemuan pertama saya dengan Afnan adalah sebuah Jum'at di Food Court UGM untuk kumpul kelompok ospek.
Dari awal, Afnan sudah ketahuan prospek kedepannya sebagai seorang fotografer handal. Posenya pada foto yang dipasang pada kartu pengenal anggota David Ogilvy (nama kelompok ospek kami), close up, hanya menampilkan satu mata, dan senyumnya. Sisanya hanya memperlihatkan body kameranya.

"The man behind the gun", apapun alatnya, yang paling penting adalah siapa yang mengoptimalkan alat tersebut. Dari awal juga, Afnan konsisten dengan device memotretnya. Canon 1000D dengan lensa kit 18:55mm. Dengan kameranya, Afnan telah menciptakan jutaan karya mengagumkan. Waktu saya masih (sok) sibuk memotret model dan berpameran di.... Facebook *krik*, karya Afnan berupa foto pabrik dengan asap-asapnya telah di pamerkan di selasar Benteng Vredeburg.

Dewasa ini, siapa sih yang tidak mengenal Ilusi Graphic? Sebuah company yang bergerak di bidang design graphic, digital printing, photography, dan ilustrasi yang sampai saat ini telah membuka cabang dengan konsentrasi yang bergerak dalam bidang wedding. Pemuda asal Bantul inilah founder dari company tersebut.

Hari ini, ditengah segudang kesibukannya, dia menyempatkan datang ke acara Pelantikan UFO UGM Angkatan XIX. Saat saya tanya "Lagi selo ya, Nan?", dia hanya menjawab "ini yang namanya sense of belonging".

Gayanya sederhana namun pemikirannya dewasa, komitmen bukan hanya dusta, dan dia berdedikasi tinggi untuk sebuah kebaruan yang mendewasa.
Semoga sukses Afnan, semoga tulang rusukmu segera utuh. (:

Jumat, 25 Mei 2012

A Place to Go


I don't really care if the road we have to walk are winding. I don't really care if the light that leads us there are blinding. I just wanna hold your hands, pass the street we don't even know before. 
Oh could we go back to the place where we can walk and share the breath together?
Ubud, is really a place to go.

Kamis, 24 Mei 2012

Move On

"Kalau kamu bisa bikin Astrini move on, aku acungin jempol banyaaaak banget buat kamu, Muk!" Kata Wahy pada Mukti seusai kami rapat KKN barusan. Perkataan itu muncul begitu saja ketika tiba-tiba obrolan mengenai cinlok (cinta lokasi) di KKN tiba-tiba dilancarkan. Tadi sore juga, dengan pelaku utama yang sama, saya di-bully di UFO dengan bahan sensitif yang kalau salah campur sedikit, bisa bikin saya pengen gigit-gigit; Move On.

Sebelumnya, jangan menaruh ekspektasi berlebih terhadap tulisan move on versi saya ini, karena mengingat keterbatasan ketrampilan berfikir dan menulis saya, tulisan ini tidak akan sesangar tulisan move on tingkat tinggi oleh Mas Awe beberapa hari yang lalu.

Entah sejak kapan kata-kata move on beserta teman sejawatnya yaitu galau, kepo, dan lain-lain ini mulai merebak hangat dikalangan masyarakat. Dalam perspektif saya, Move on bukan hanya urusan proses setelah putus hubungan. Lebih dari itu, Ia merupakan penghubung proses pembelajaran dan hasil akhirnya, ya kurang lebih seperti buku rapor. Selain itu, buat saya, move on tidak pernah semudah apa yang diterjemahkan www.translate-google.com sebagai "pindah". Like seriously, pindah? Sesederhana itu?

"Hayo ketahuan. Aku laporin polisi move on lho kamu, As!" Begitulah yang sering Decin ucapkan apabila dia memergoki saya memasang DP atau PM BBM yang nyerempet-nyerempet -yah-itulah-yang-identik-dengan-move on-saya. Yang dimaksud Decin dengan polisi move on diatas adalah seseorang yang dengan tegas akan mengomel, mengeluarkan kata-kata nyelekit, dan menampilkan ekspresi muka minta ditabok, yang tak lain dan tak bukan adalah Wahy. Ditelinga saya, kata-kata "polisi move on" hasil karya Decin tersebut terdengar konyol sekaligus menyeramkan sekali. Seolah-olah, tidak bisa move on merupakan sebuah tindak kriminal yang harus dicegah dan dimuarakan di sel untuk menanggulangi tindak kriminal selanjutnya. Ngomong-ngomong, saya bukannya bangga dengan labelling "tidak bisa move on" yang dilekatkan Wahy (dan Decin) di pundak saya. Mereka tidak tahu saja bahwa selama ini ((dari awal)(yang notabene sudah lebih-dari-16-bulan)) saya sekuat tenaga berusaha untuk move on, tapi ternyata usaha tersebut  lebih sulit dari merajut usaha blocknotes *malah*.

Semboyan lama yang mengatakan "luka cinta, obatnya cinta juga" memang tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Namun semoga saya benar, bahwasanya untuk move on, kita tidak perlu buru-buru mengganti (pasangan) yang lama dengan yang baru, karena tidakkah hal tersebut riskan menimbulkan kemungkinan "cuma pelarian?". Akan lebih baik apabila jeda antara melepas "yang lama" dan menemukan "yang baru" diilhami sebagai sebuah proses mendewasa, dimana seseorang bisa meresapi kesendirian dengan melakukan hal yang dirasa tidak memungkinkan ketika memiliki pasangan atau bertransformasi sesuai keinginan. Mengenai menjadi buruk atau baik, itu adalah pilihan, yang notabene adalah hak semua orang.

"Move on adalah sebagian dari iman. It's alright, Astrini!"
Derry Safrabbani 

Rabu, 23 Mei 2012

Melukis Pelangi

I.
Sudah lebih dari dua tahun setelah posting pertama di blogspot pribadi yang saya beri judul Melukis Pelangi. Mengapa Melukis Pelangi dan bukan Melukis Pelangi di Matamu? Pertama, bisa-bisa nanti dikira official blogspot Band Jamrud. Kedua, saya suka melukis. Sayang, hasil lukisan saya tidak mumpuni sehingga akhirnya "melukis" saya hormati dengan cara menempatkannya sebagai kata pertama untuk judul blog ini. Dan ketiga, saya juga suka dengan pelangi. Warnanya, suasana ketika dia muncul, dan dengan filosofi pelangi dari Band Dygta yang saya gandrungi ketika di bangku SMP dulu. "Pelangi itu indah tapi cuma bisa dipandang. Enggak bisa dimiliki". Fak! Cengeng.

II.
Saat itu bulan Juli, masih 2010. Saya (selesai) menjalin hubungan lumayan dekat dengan seorang pria. Tanggal 17 dia berulang tahun, dan saya berinisiatif membuatkannya sebuah blocknotes dengan  cover bergambar foto dirinya. Mengapa blocknotes? Karena saya pribadi suka sekali mengoleksi blocknotes. Apabila blocknotes saya baru, bagus, dan tebal (kertasnya) saya akan lebih bersemangat menulis apapun disitu. Curhatan, catatan pengeluaran, dan tak lupa bahan perkuliahan. Karena hasil blocknotes hadiah untuk teman tersebut memuaskan, saya kemudian membuat 3 buku lagi. Yang dua merupakan hadiah ulang tahun untuk Mas Apunk (Senior UFO), dan Ibu saya. Sisanya, saya gunakan sebagai buku catatan kuliah semester 3. 4 buku pertama tersebut masih hasil dari menggunakan jasa abang foto copy-an untuk urusan hard cover dan binding bukunya.

III.
Pada mata kuliah Desain Grafis di semester 3, saya pernah mendapat tugas untuk mendesain logo sebuah perusahaan yang seolah milik pribadi. Tanpa berfikir panjang saya membuat desain dengan nama Melukis Pelangi. Sebuah perusahaan blocknotes dengan slogan "Create your own character by designing your own blocknotes". Ouch sekali bukan. Logo tersebut lalu saya pasang pada cover belakang blocknotes yang dipesan Derry untuk hadiah ulang tahun adik kembar tiga temannya yang berkuliah di UI yaitu Imbi, dan Andina yang juga minta dibuatkan blocknotes putih bergambar jerapah dan sapi.

Kini, di komputer jinjing pribadi saya terdapat folder berjudul "Melukis Pelangi", dimana didalamnya terarsib desain cover dari siapa saja yang pernah memesan blocknotes yang kini saya bikin sendiri dan tidak lagi menggunakan jasa abang foto copy. Banyak yang memesan untuk hadiah ulang tahun kekasih atau orang tersayang, persembahan anniversary atau sekedar untuk diri sendiri. Terlepas dari untuk siapa dan apapun blocknotes tersebut dipesan, nama-nama yang terarsib di folder tersebut telah melukis kebahagiaan saya dari mata berbinar ketika menerima blocknotes yang dipesannya.

Karena menulis adalah sebagian dari iman, let's create your own character by designing your own blocknotes. Mari melukis pelangi! (:

Selasa, 22 Mei 2012

Kaca Mata Pecah

Everything happen for a reason. Begitu kata Hollywood Nobody. Ouch.
Semua terjadi atas sebuah alasan.
Saya ketemu Danish :3 pasti agar karena tambah yakin kalau drummer itu selalu bikin lumer.
Air kran rumah mati, pasti karena biar saya SMS Pak Sabar.
Dan walaupun seharian sudah mata saya sakit akibat menggunakan kaca mata yang min-nya tidak sesuai, misteri-kaca-mata-tiba-tiba-pecah yang terjadi tadi pagi pasti juga ada alasannya.
Entah itu agar saya pergi periksa ke Dokter.
Entah itu karena Tuhan baik, mau saya kece pake kaca mata baru.
Atau agar saya sadar untuk tidak terlalu terbuai oleh kenyamanan yang ada dan sifatnya belum tentu permanen.
Satu lagi, pasti ada alasan kenapa The Triangle bisa-bisanya punya lagu judulnya How Could You.

Senin, 21 Mei 2012

Hidup.

Sore itu saya sedang duduk bersama Adit (teman UFO) didalam pagar panggung megah Nonton Bareng MotoGP yang diadakan Trans7 di alun-alun utara Jogjakarta. Karena pada awalnya kami merasa akan sulit mendapat akses memotret di front stage, kami sepakat untuk datang lebih awal atas nama kegiatan lobbying yang akan kami lakukan. Ternyata, lobbying pada pihak panitia tidak sesulit yang kami pikirkan, sehingga akhirnya kami datang kepagian. Sangat kepagian.
Band yang ingin kami potret dijadwalkan manggung pukul 17.00 dan saat itu jam masih menunjukkan pukul 15.30. Akhirnya untuk menghabiskan waku, saya dan Adit mengobrol tentang banyak hal. Kebetulan kami juga sudah lama tidak bertemu. Obrolan mengenai tugas akhirnya, ulang tahun saya, sampai LGBT mengalir begitu saja. Pukul 17.00 lewat, band yang kami tunggu tak kunjung naik panggung. Akhirnya saya dan Adit memutuskan untuk keluar sejenak membeli minuman. Disekitar panggung ramai penjaja makanan, booth sponsor, dan terdapat pula sebuah wahana yang sering bapak saya sebut sebagai dremolen (kalau di Dufan, namanya bianglala, kalau biar gaul namanya ferish wheel). Ngomong-ngomong, saya selalu suka melihat bianglala. Ia berputar, berganti dari atas dan ke bawah. Seperti hidup.

Kalau diibaratkan bianglala, semua orang pasti pernah mengalami naik turun kehidupan dalam jangka waktu dekat atau panjang.
Walaupun bukan karena tidak bisa makan berhari-hari akibat tidak memiliki uang atau harus tinggal bersama hewan peliharaan seperti apa yang ditayangkan di acara Jika Aku Menjadi, saya sudah sempat (merasa) berada dititik terbawah rotasi bianglala dimana segala sesuatu terasa pahit dan tak kunjung usai untuk diperjuangkan.

Malam setelah pulang dari alun-alun, saya menangis dikamar. Beberapa kejadian hari itu membuat saya sesak hingga akhirnya meledak dan memantik air mata yang sudah minta dikeluarkan sejak dua hari sebelumnya. Saya merasa gelisah sepanjang hari, tidak tahu tujuan, ling-lung, dan bingung. Saya mencoba menghubungi Ibu, beberapa teman menanyakan kabar, dan pergi wudhu untuk sholat isya. Kesemuanya membuat air mata semakin deras. Tamparan bahwasanya kebahagiaan berlebih akan menghasilkan kesedihan yang berlebih pula dan keyakinan bahwa "jangan ketawa pagi-pagi  karena nanti malam bisa-bisa nangis lho" bukan sekedar mitos belaka kian menguat, karena kebetulan selama beberapa hari sebelum akhirnya terus merasa gelisah, hari-hari saya dihabiskan dengan senyum-senyum tidak jelas efek kejutan kedatangan Danish. Senyum lebay yang menghasilkan kebahagiaan. Yang lebay.

(Alun-alun Utara Jogjakarta)

Tapi karena analogi bianglala hasil ciptaan saya sendiri, percayalah bahwa hidup ini sebelas dua belas dengan bianglala. Kadang diatas kadan dibawah. Jangan pernah takut kelamaan berada dibawah, karena The Beatles bilang "And in the end the love you make is equal to the love you take". Berakit-rakit kehululah, karena pada akhirnya kita akan berenang-renang ketepian. Ingat, siapa yang menanam kebaikan pasti akan menuai kebahagiaan.
Mungkin hari sebelumnya saya banjir senyuman dan kemarin air mata berjatuhan. Namun, bukan tidak mungkin kan hari ini saya bertemu kebahagiaan? Kamu pun juga begitu.
Semoga harimu menyenangkan. (:

Jumat, 18 Mei 2012

Sheila On 7 16th Anniversary 3 On 3 Concert

Sebelumnya, terimakasih Kak Giany yang secara sepihak saya putuskan tiket Sheila On 7 semalam adalah hadiah ulang tahun dari dia untuk saya. Terimakasih juga untuk kakak saya Astari (yang gaul sekali pada masanya), yang menjejali lagu-lagu Sheila On 7 melalui kaset tape dari album Sheila On 7, Kisah Klasik Untuk Masa Depan, 7 Des, hingga Pejantan Tangguh yang menjadi soundtrack film hits ketika itu; 30 Hari Mencari Cinta. Meskipun tidak terlalu mengikuti album Sheila On 7 setelah itu (507, Menentukan Arah, dan Berlayar), baliho besar dibeberapa sudut jalanan Jogjakarta tidak menyurutkan anggukan saya ketika Kak Giany mengajak saya membeli tiket konser dalam rangka ulang tahun ke 16 band asli Jogjakarta tersebut.

Bertajuk Sheila On 7 16th Anniversary 3 On 3 Concert, konser tersebut diadakan hari Jum'at, 18 Mei 2012, di Grand Pacific Jogjakarta.Setelah menukar tiket, antri masuk, dan duduk menunggu didepan stage (di dekat saya duduk pula Frau, berkaus hitam, dan rok merah muda berbunga-bunga), konser dimulai dengan dentuman bunyi gong, lampu padam, narasi peraturan dan penjelasan singkat mengenai konser, ayunan besi merah yang melingkar diatas sebuh gitar, dan alunan lagu Tunjuk Satu Bintang. Setelah layar merah tersibak, Duta (Vocalist Sheila On 7) muncul dengan fedora hitam, blazer hitam, senyum, dan lantunan lirik Tentang Hidup. Panggung yang ditata begitu manis, menambah semarak penampilan Duta, Eross, Adam, dan Brian di konser yang diselenggarakan 3 jam dalam 3 sesi tersebut. Spot Festival terdapat di depan stage dan dibelakangnya terdapat level setinggi kurang lebih 1,5 meter untuk penonton VIP. Saya pribadi merasa bersyukur membeli tiket festival karena bisa berada lebih dekat dengan panggung dan menikmati tata lampu ciamik dari konser yang (katanya) merupakan konser terbesar Sheila On 7 selama 16 tahun berkarir.

Sesi pertama konser tersebut diisi dengan lagu-lagu dengan beat bersemangat seperti Bertahan Disana, Bila Kau Tak Disampingku, Kita, Yang Terlewatkan, Tunjukkan Padaku, Pemuja Rahasia, Betapa, dan 3 medley; Anugrah Terindah yang Pernah Kumiliki, My Heart Will Go On - Itu Aku, Mari Bercinta, Hujan Turun, dan Kau Kini Ada - Generasi Patah Hati - Pria Kesepian).

Satu jam berlalu, lampu dipadamkan. Panggung kosong dan entah karena apa semua penonton berbalik arah. Ternyata semua personel Sheila On 7 telah berpindah ke belakang, persis didepan para penonton VIP. Hem ini sih namanya sila ke-5 Pancasila ya. Saya yang kecil (hem oke bukan kecil tapi pendek) jadi tidak melihat pertunjukan apa-apa di sesi ke-2 yang membuat penonton terbuai dengan lagu-lagu mendayu seperti Sephia, Berhenti Berharap, Just For My Mom dan tak lupa lagu manis yang liriknya bikin pengen peluk Danish :3, Saat Aku Lanjut Usia turut dinyanyikan di sesi ini.

Sisa satu jam dihabiskan untuk sesi terakhir dimana semua personil Sheila On 7 berpindah kembali di panggung semula. Namun seperti hidup, semua tak lagi sama. Entah karena apa posisi saya yang semula hanya berjarak 4 baris dari panggung, kini bergeser 4 baris lebih belakang. Pada sesi ini suasana (yang saya rasakan) sudah tidak terlalu kondusif. Dehidrasi melanda dan udara kian sesak direbut ratusan jaringan pernafasan manusia. Tapi ya sudahlah saya terus bernyanyi melantunkan lagu-lagu bersemangat dari Sheila On 7 lainnya. Lagu pertama yaitu Pede didendangkan, lalu sedih rasanya merasakan hawa diakhir lagu Sahabat Sejati. Katanya "Tak usah kita pikirkan ujung perjalanan ini", pikiran saya sontak terbang ke Decin, Wahy, Andina, Hawwin, Jimmy, Amri, Kak Gigi, Mas Ucok, Memey, Dian, Adit, Maman, Benji, dan lainnya. Sedih :(
Rupanya pintar sekali si penata list lagu yang dibawakan Sheila On 7 ini. Setelah diombang-ambingkan perasaan getir perpisahan untuk pendewasaan, Have Fun dimainkan, dan hati saya diterbangkan dengan lagu Berlayar yang diteruskan Terimakasih Bijaksana, Medley Brillian - Pejantan Tanggung - Bait Pertama, Seberapa Pantas, dan Hari Bersamanya. Tiba-tiba ketika Duta sedang mengucapkan banyak terimakasih kepada penonton, Keluarga besar Sheila On 7 yang dipimpin Adelia Lontoh (istri Duta) (cantik sekali), (istri personel lainnya juga cantik, jadi tidak heran apabila anak-anaknya lucu semua) muncul dipanggung dengan membawa kue ulang tahun dan bunga. Sesi ini dilanjutkan dengan perkenalan keluarga personel dan kru yang berjasa selama ini. Disitu turut hadir Khaylila (anak angkat Eross) yang kini telah beranjak dewasa.Perkenalanpun dilanjutkan dentuman lagu Melompat Lebih Tinggi. Lampu kembali padam dan konser dideklarasikan telah usai. Hampir seluruh penonton berbalik untuk pulang. Tapi tunggu dulu, pertunjukan ternyata belum usai. Eros kembali muncul diikuti 3 personel lainnya. Duta bilang "semoga lagu ini bikin kalian ingat terus malam ini". Hem ibarat orang sekarat nih, abis ini detektor denyut jantung sudah akan menampilkan garis lurus dan bunyi Tiiiiiiiit panjang karena Kisah Klasik Untuk Masa Depan lalu berkumandang.

Iya benar, konser ini bikin saya pengen pulang ke Madiun untuk mengambil semua kaset-kaset Sheila On 7 kakak saya. Dan iya benar, konser ini membuat saya teringat akan beberapa kejadian dan orang penting dalam hidup saya. Namun, konser ini bukan konser terbaik dan terspektakuler yang pernah saya datangi. Ibarat segelas kopi, ampasnya masih nempel di cangkir dan tidak turut masuk ke organ pencernaan. Kemudian, mengingat air minum yang dibawa penonton disita diawal dan 3 jam merupakan durasi yang cukup lama, perlu kebijakan yang merumuskan regulasi bagaimana penonton tetap bisa minum untuk mencegah pingsan dan dehidrasi dikonser sekelas tadi malam.

Terlepas dari hal tersebut, (buat saya) terdapat satu pembeda antara konser ini dengan konser-konser lainnya, Duta berhasil menimbulkan atmosfer cinta disetiap lirik lagu yang dinyanyikannya. Karena yang saya rasa, seolah-olah Ia hanya bernyanyi untuk saya. Em, mungkin semua wanita diruangan tersebut merasa hal yang sama?



Jadi, selamat ulang tahun Sheila On 7.

Kamis, 17 Mei 2012

Jalan-jalan Ratu Boko

Seminggu yang lalu saya dan Dimas pergi selo ke Candi Ratu Boko setelah Dimas selesai kuliah. Dengan mengendarai sepeda motor selama kira-kira 30 menit, kami tiba di Situs Candi Ratu Boko yang merupakan situs purbakala berupa kompleks sisa bangunan yang terletak kira-kira 3 km di sebelah selatan dari komplek Candi Prambanan dan 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta. (Kalau tidak salah ingat) objek wisata ini buka dari jam 07.00 - 18.00 WIB. Harga tiket yang harus dibayar adalah Rp 20.000,00, sudah termasuk sebotol air mineral dan langit cantik.
Pertama kali masuk, terdapat kandang rusa dimana kita dapat memberi makan rusa-rusa yang ada didalamnya. Setelah puas memberi makan, baru jelajah bangunan seluas 25 hektar tersebut.
Sore itu angin semilir, dan langit sedikit labil karena terkadang cerah terkadang mendung menyelimuti situs yang menampilkan atribut tempat berkegiatan atau situs pemukiman yang fungsi tepatnya belum diketahui dengan jelas. Nama Ratu Boko sendiri berasal dari legenda masyarakat setempat, yang mana secara harafiah Ratu Boko berarti Raja BangauMenurut perkiraan, Ratu Boko sudah dipergunakan orang pada abad ke-8, dan menurut informasi yang didapat, apabila diilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, situs ini diduga kuat merupakan bekas kraton. Pendapat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kompleks ini bukan candi atau bangunan dengan sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan, dan terdapat pula sisa-sisa permukiman penduduk yang ditemukan di sekitar lokasi situs ini.




Karena Ratu Boko adalah surga menikmati senja, luangkan waktu, atau jangan sampai terlewat ketika kamu bertandang ke Jogja! (:

Desire.




I want you to hold me in your soul
It makes me easy
Makes me fine
But how that dream will be come true
Will it be tomorrow, I don't know
I can't say anything, or bring you someting
I hope you can feel this..
My desire.

Pure Saturday -  7 April 2012

FSTVLST


Foto ini saya buat ketika menghadiri acara British Night 28 April yang lalu di Langgeng Art Foundation.
Semua personel FSTVLST menggunakan baju baru endorsment dari Lee Cooper si empunya acara.
Lagu-lagu yang dibawakan, dimainkan dengan aransemen yang berbeda.
Malam itu spesial seperti biasanya.
Banyak tentang band ini bisa ditemukan di http://fstvlst-yk.blogspot.com/


Rabu, 16 Mei 2012

10 Lagu yang Harus Ada di Pernikahan Saya Nanti (II)

Lupakan saja dulu apa menu penghidang dan berapa orang yang akan diundang.
Pernikahan dengan dekorasi putih tulang tersebut akan berlangsung sederhana.
Selain seperangkat alat sholat sebagai mas kawin, harus terdapat seperangkat alat band ketika acara resepsi.
Bayangan berlebihannya sih disitu ada David Naif, Rekti The SIGIT, Glenn Fredly, Mas Farid , Fraya, Satriyo Pure Saturday, Aki Alexa, Aji IDOL, Frau, Mian Tiara, Mas Diwa, Auliabi (Komunikasi 2010), dan Leonardo Ringo di panggung musik, bergantian menyanyi 10 lagu yang harus ada di pernikahan saya (yang saya tulis di posting sebelumnya).
Mengapa 10 lagu? Karena nanti kalau 40 jadi chart ampuh, dan dompet bisa melepuh buat bayar wedding singer.


Set list tidak bisa diganggu gugat. Tapi nanti kalau mau nambah... Boleh lah :p


Karena Kamu Cuma Satu - NAIF
Ini adalah lagu favorit saya sepanjang masa. Melodi dan liriknya yang ringan, apalagi apabila dinikmati bersama video klipnya selalu berhasil menenangkan jiwa seperti sehabis berdoa. Bagian lirik yang paling saya suka dari lagu ini "Dari semua pria, aku yang juara. Dari semua wanita, kau yang paling sejiwa". Baru dinyanyikan lagu ini oleh drummer idola aja saya sudah senyum-senyum 3 hari, apalagi nanti kalau suami yang bernyanyi.


All The Time - The Super Insurgent Group of Intemperance Talent
Dengan mengesampingkan Rekti yang seksi, wanita mana yang tidak luluh hatinya apabila dinyanyikan lagu dengan lirik seperti ini?
"I wanna grow my hair and nails you up my life. I hope to do change your last name and be a wife" . Yah siapa tahu nanti saya jadi Astrini Yoewono kan tidak ada yang tahu juga kan (:


Bersamaku - Angsa dan Serigala
"Dan kulihat semua masa depan dimatamu. Dan berjalanlah bersamaku"Inginnya sih ini menjadi lagu kenangan sebelum menikah.Menyiratkan ketulusan dan kerendahan hati untuk sebuah kebersamaan. Lovely sekali.


Wonderwall - OASIS
Cuma karena ingatan dan kesukaan. Lagu ini tidak boleh tidak dinyanyikan. (:

Through Her Eyes - Dream Teater
Kata James LaBrie, "I'm learning all about my life. By looking through her eyes" . Karena mata memang dapat menyiratkan apa saja. Ketulusan, kehangatan, kebenaran, dan termasuk didalamnya; kebohongan.

Can's Stop Loving You - Van Hallen
Saya mengetahui lagu ini dari Amri dan Jimmy karena setiap karaoke, mereka berdua pasti menyanyikan lagu ini, sebuah lagu dengan esensi tergila-gila yang disampaikan dengan hangat dan dewasa.
"Hey!
There's a time and place for everything. For everyone
We can push with all our might, but nothin's gonna come
Oh no, nothin's gonna change
An' if I ask you not to try, oh could you let it be?
I wanna hold you and say
We can't throw this all away
Tell me you won't go, you won't go
You have to hear me say

I can't stop lovin' you
And no matter what I say or do
You know my heart is true, oh
I can't stop lovin' you"


The Last Time - Eric Benet
Bayangkan saja denting piano tunggal yang mengantarkan pada buaian "This is the last time, 
that I will say these words. I remember the first time, the first of many lies. Sweep it into the corner, or hide it under the bed. Say these things they go away, but they never do" *peluk suami


Pilihanku - Maliq&D'Essential
MAUKAH KAU TUK MENJADI PILIHANKU, MENJADI YANG TERAKHIR DALAM HIDUPKU. MAUKAH KAU TUK MENJADI YANG PERTAMA, YANG SELALU ADA DISAAT PAGI KUMEMBUKA MATA"
Ya Tuhan, mengapa ada hal indah berupa tawaran didepan mata seperti yang ada pada lirik lagu band yang hampir seluruh lagunya saya hafal ini?
Pagi-pagi melihat orang terkasih masih tidur, lalu pergi kedapur membuat secangkir kopi dan kembali lagi dengan cium yang berakhir peluk hangat untuk semangat berangkat.

You Are My Everything - Gleen Fredly
"Take me to your place, where our hearts belong together. I will follow you cause you're the reason that I breathe" AWWW! menjadi alasan seseorang untuk bernafas tentu menjadi tanggung jawab yang berat. Bayangin terus gara-gara kita kentut dan bau, orang tersebut jadi engga bisa nafas lagi. Kan sereeem. Tapi tetap saja "Cause you are my everything itu akhiran manis untuk sebuah kalimat pertanyaan.

Everybody's Changing - Keane
Karena kerabat dan teman terdekat pasti akan berubah. Yah namanya juga hidup, everybody's changing and i dont feel the same.


Sampai jumpa di pernikahan saya kelak.

Selasa, 15 Mei 2012

10 Lagu yang Harus Ada Di Pernikahan Saya. (I)

Siapapun yang ada disebelah saya nanti, 10 lagu ini harus ada dipernikahan saya nanti.

1. Karena Kamu Cuma Satu - NAIF
2. All The Time - The Super Insurgent Group of Intemperance Talent
3. Bersamaku - Angsa dan Serigala
4. Wonderwall - OASIS
5. Through Her Eyes - Dream Teater
6. Can's Stop Loving You - Van Hallen
7. The Last Time - Eric Benet
8. Pilihanku - Maliq&D'Essential
9. You Are My Everything - Gleen Fredly
10.Everybody's Changing - Keane

Senin, 14 Mei 2012

LEONARDO.

I believe in children, they're telling the truth. Wish I could go back.
Leonardo Ringo - Blatant 
Bukan tidak percuma saya sekuat tenaga menahan kantuk akibat tidak tidur semalaman untuk datang ke gig ciamik yang diadakan Grass Root Management & RSM bertajuk Interconnection #1 yang diadakan 21 Januari 2012 lalu di Purna Budaya UGM.
Kedatangan saya ke acara tersebut disponsori oleh Dian yang hari itu sedang berulang tahun (tapi dia malah tidak ikut menonton gara-gara ketiduran) dan rasa penasaran dengan L'Alphalpha yang pernah saya baca previewnya di majalah.
Acara baru mulai jam 9 malam dan dibuka oleh band lokal Jogja yaitu Brilliant at Breakfast. Karena kurangnya ketertarikan saya terhadap musik yang disajikan band yang katanya hendak tampil di Jepang tersebut, saya memutuskan untuk tetap berdiri dibarisan belakang.
Tak beberapa lama, Leonardo Ringo yang masih asing di telinga menghentak purna budaya dengan lagu-lagunya. Mian Muthia turut muncul menyanyikan Blatant yang seharusnya dinyanyikan bersama Lani Leyli vocalist Amazing in Bed. Penampilan perdana Leonardo di hadapan saya sukses membuat saya terpukau,  seperti kali pertama menonton Efek Rumah Kaca dan Pure Saturday. Alhasil yang membekas dari acara tersebut malah penampilan Leonardo dan bukan L'Alphalpha.
Leonardo Ringo,menjadi penyanyi pertama yang saya beli CDnya setelah saya selalu merasa berdosa mengetik www.4shar*d.com. Album tersebut bertajuk "The Sun", berisi 12 lagu berbahasa Inggris, dikemas seperti CD pada umumnya, dan dilengkapi foto-foto monochrome apik hasil karya Dimas Wisnuwardono dkk.Lagu favorit saya? Wondrous Sky pastinya (:

If you feel so curious, just let it go.
If you feel obnoxious, don't let me go.
If you feel uncertain, don't you worry.
Don't you worry.

Sabtu, 12 Mei 2012

XXI.

Pernah mendengar Menangisi Akhir Pekan, Manifesto, Monster Karaoke, dan lagu-lagu dengan judul berawalan huruf "M" lainnya?
Kira-kira 2,5 tahun yang lalu, ketika saya masih cupu (sekarang juga), saya datang ke gig yang diadakan UKM Bulak Sumur UGM. Saat itu Frau diundang sebagai salah satu bintang tamu. Sebuah accident memaksa saya untuk datang telat, dan penampilan Frau terpaksa lewat. Namun, karena saya selalu suka atsmosfer yang ditimbulkan para penonton konser, saya memutuskan untuk tetap ditempat dan menyaksikan performance sebuah band yang menjadi penutup acara tersebut; JENNY sebuah band almost rock barely art.
Saat itu, sang vocalist Farid Stevy Asta bernyanyi sambil memegang sebuah buku kecil berwarna hitam, diakhir pertunjukan dia berguling-guling tak beraturan. Aksi panggungnya aneh dan nyeleneh, namun mengandung magnet yang bikin perhatian terus lengket. 
Saya turut menonton pertunjukan terakhir JENNY. Terakhir? Iya penampilan di acara yang diadakan Teknik Geologi UPN tersebut menjadi pertunjukan terakhir JENNY. Bukan, mereka bukannya bubar. Mereka hanya berhenti sejenak untuk kemudian lahir kembali dengan formasi baru. 4 laki-laki; Farid, Danish, Moved, dan Robi. FSTVLST, begitulah mereka kini disebut.Sejak saat itu, saya (dan biasanya) bersama Benji selalu datang untuk menikmati panggung FSTVLST.
Kedekatan (yang tidak terlalu dekat) lalu terjalin dengan vocalist FSTVLST, atas nama kejutan untuk Benji yang bahasa kimcilnya adalah ngefans berat dengan Mas Farid. Saat itu, saya dan Memey mengunjungi studio Mas Farid untuk mengambil gambarnya saat mengucapkan selamat ulang tahun untuk Benji. Tidak berhenti disitu, Mas Farid menjadi sasaran utama korban kejahilan kami yang nekat mengadakan pameran forografi semi kontemporer dengan menjadikannya seorang kurator.
Terlepas dari kesangaran yang Mas Farid miliki. Hei lihat siapa itu pemuda bertopi fedora yang hafalkan saja ritmenya. Diawal pertunjukan dia pasti berpakaian rapi dan ketika pesta bahkan belum usai, yang masih rapi cuma topi. Danish Wisnu Nugraha. Dia wangi, ramah di twitter, saya pernah mimpi dia, dan saya suka ngelihatin dia kalau lagi main drum. Bibirnya menjadi lucu dan lesung pipitnya unyu. Hyaks! Saya mulai freak.
Dibagian kanan disetiap panggung FSTVLST dari barikade penonton, selalu berdiri Humam Mufid, sang bassist. Rambutnya panjang sekali, semoga dia bukan orang yang malas keramas kaya saya. Dari tweet-tweetnya, saya terpaksa berspekulasi kalau Mas Moved ini pasti kocak. Saya juga jadi tahu musik-musik apa yang Ia dengarkan melalui tweet-tweet yang Ia bagi ketika biasanya hari mulai pagi. Dilihat dari jauh atau dekat, dalam perspektif saya dia selalu sebelas duabelas dengan Captain Jack Sparrow. Di posting Tumblr  saya yang bertajuk October In Frame Day 30, saya menulis "Capatain Jack Sparrow Wanna Be in Frame" sebagai caption dari fotonya. 

Tahu tidak dari tadi saya ingin menangis gara-gara senyum-senyum sendiri. Hihi.

Hari ini 13 Mei. Selamat ulang tahun untuk diri saya sendiri. Semoga segalanya menjadi baik ya Astrini.
Pagi-pagi sudah dapat kado dari teman-teman terbaik sepanjang masa. Pemuda berhoodie hitam dengan sekotak kue coklat ditangannya berhias lilin angka 2, dan 1. Dibelakangnya ada pemuda jangkung berjaket hijau bersepatu boots. Pertamanya saya tidak ngeh tapi lalu teriak tak tertahan karena mendapati Mas Danish dan Mas Moved berada tidak lebih dari 2M dihadapan saya, bukan dalam konteks panggung dan memotret.
Seperti biasa, saya selalu tidak suka dengan diri saya  ketika dihadapkan pada situasi seperti ini. Gemetar. Dan kalau sudah gemetar, saya jadi suka salah tingkah. Dan kalau sudah salah tingkah, menyebalkan sekali. Jadi seperti anak kecil, padahal tahu kesempatan bisa saja hanya sekali. Saya maluuuu. Beberapa hari terakhir saya genit sekali ditwitter. Suka menyapa-nyapa Mas Danish atau Mas Moved secara tidak jelas. Bahkan sore tadi, saya mengetikkan pesan "saya mau ulang tahun lho mas". Uuuuu itu njjiji'i, nggilani, dan ngisin-ngisini. Sumpah saya malu. Saya wondering setengah mati, jangan-jangan saya annoyingnya parah tadi, jangan-jangan Mas Moved, Mas Danish, dan Mas satu lagi tadi bosan dan bete sekali. Uhuhu. 

Tanpa mengesampingkan kekhawatiran saya, senang mendapat peluk dari Jimmy, Karena Kamu Cuma Satu dari Mas Danish, dan bagian pentingnya adalah  Wonderwall dari Mas Moved. Namun apalagi yang lebih membahagiakan selain kebersamaan dengan tuips-tuips saya; Amri, Andina, Benji (yang tremor karena belum tidur), Decin, Dian, Hawwin, Jimmy, Memey, dan Wahy diawal hari 13 Mei ini.

"Jangan lupa bersyukur dan berterimakasih kepada Ibu. Hari ini adalah harinya Ibumu". Begitu pesan Mas Danish disesi akhir kebersamaan tadi. Entah berapa jauh udara yang harus dilewati untuk sampai di benua yang sedang ayah, ibu, dan kakak saya sekarang pijaki. Mungkin pesan berisi doa seperti biasa akan menjadi lebih berarti hari ini. (:

And all the roads we have to walk are winding. And all the lights that lead us there are blinding.There are many things that I would like to say to you but I don't know how.

Terimakasih, bijaksana. Atas nama kejutan yang selalu beriring dengan pengorbanan, semoga saya engga gampang gemeter dan berhenti bertindak seperti anak usia 12 tahun diusia saya yang berkepala dua tambah 12 bulan ini. Karena mana ada wartawan musik, pemilik sebuah perpustakaan, dan gelanggang seni untuk anak kecil yang suka ribut gara-gara gemeteran?
Semoga mendewasa Astrini, kamu sudah dua puluh satu kini.

Selamat pagi. (:

Jumat, 11 Mei 2012

Excuse Me, Your Flash.

Malam minggu ketika saya menonton Adhitya Sofyan di Gedung Purna Budaya UGM, berdiri seorang mbak-mbak dengan kamera DSLR menggantung dilehernya. Dia terlihat asik memotret, mondar-mandir kesana dan kemari. Malam minggu beberapa bulan kemudian, saya menonton Answer Sheet dan kembali menemukan mbak-mbak berkalung DSLR yang terlihat sibuk memotret sana dan sini. Malam minggu beberapa bulan yang lalu, saya datang menikmati panggung Pure Saturday di RRI Jogjakarta. Berdiri dideret pertama penonton,mata saya lekat pada seorang pemuda tambun berkemeja flanel. Dan seperti mbak-mbak di Konser Adithya Sofyan dan Answer Sheet, pemuda tersebut menenteng sebuah DSLR dan memotret tanpa henti. Barusan saja, saya menonton Boarding Room di Fakultas Pertanian UGM. Dikanan kiri saya banyak mbak-mbak berkerudung mengintip panggung lewat view finder kamera DSLRnya. Lagi-lagi saya tak henti menatap mereka.

Empat konser tersebut melekat erat di pikiran. Karena keempatnya memiliki persamaan. Sama-sama menambah keyakinan. Kalau flash itu sangat mengganggu pertunjukan.

Because your DSLR is not your free pass to use your flash as you want, so please stop splash your flash ketika memotret  band atau pertunjukan apapun. Karena seriously.. Itu mengganggu, tidak sopan, dan secara etika fotografi hal tersebut dianggap sebagai sebuah pelanggaran.

Kamis, 10 Mei 2012

Cita-cita

Dampak tugas Produksi Iklan minggu ini.

Minggu ini, mahasiswa FISIPOL UGM, Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009, Konsentrasi Komunikasi Strategis, mendapat tugas membuat campaign sebuah produk.
Sebuah brand susu yang telah berubah namanya dipilih saya dan teman-teman kelompok untuk dieksekusi dengan "cita-cita" sebagai big idea dari campaign ini.
Karena kebagian mengerjakan visual dari campaign ini, saya memandangi dokter, tentara, polisi, astronot, pilot, dan pramugari yang berdiri gagah dan anggun dilayar komputer selama berjam-jam, hingga sukses melayangkan pikiran saya ke 15 tahun silam, ketika saya masih menggunakan rok bunga-bunga bertali dan kuncir air mancur.
Mainstream memang, tapi ketika itu, cita-cita saya tentu saja jadi dokter. Pakai jas putih dan kaca mata. "Apalagi kalau bukan keren?", begitu pikir saya. Seiring berjalannya waktu, saya juga pernah ingin jadi pramugari. Buset, pada waktu itu saya pasti sedang tidak tahu diri. Lalu, ketika gemar menggambar, saya berkeinginan menjadi arsitek. Tidak peduli nilai IPA saya disekolah bagaimana, yang jelas saat itu arsitek terlihat paling kece dibanding profesi apapun karena Ia bisa menggambar denah rumah sendiri. Kemudian, saya juga pernah ingin menjadi insan pertelevisian ketika saat itu saya melihat tayangan sebuah award di televisi yang menampilkan hingar bingar backstage.. "Enak bisa ketemu artis" begitu pikir saya.

Kini, saya berada di tahun ke-3 perkuliahan saya, dan sering mengalami keresahan tentang cita-cita. Tentang apa yang akan saya lakukan setelah lulus dari bangku perkuliahan, dimana saya akan tinggal, dan yang paling penting, apa pekerjaan saya nanti.
Sebagai seorang mahasiswi komunikasi strategis, seharusnya saya berorientasi untuk menjadi seorang PR atau insan periklanan. Namun apa yang terjadi? Saya malah ingin menjadi astronot, agar bisa terbang ke Bulan. Tapi, saya lebih ingin menjadi wartawan atau fotografer. Wartawan musik atau fotografer panggung. Harapan saya, ini bukan karena saya memang sedang panas-panasnya memotret panggung setiap akhir pekan, karena bukan tidak pernah saya mengalami krisis percaya diri dan kegalauan akademis mengenai konsentrasi perkuliahan dan korelasinya terhadap lintas cita-cita ini. Saya juga bukan tidak pernah merasa minder dengan diri saya sendiri, dengan hasil foto yang begitu-begitu saja, pengetahuan yang masih sangat terbatas, serta keluwesan berkomunikasi secara verbal dengan orang lain yang minim. Namun setiap energi dan kepuasan selepas acara yang saya kunjungi selalu saja berhasil menggiring saya lebih giat menulis; lebih dekat dengan angan cita-cita tersebut.

Waktu itu, saya mengobrol dengan seorang fotografer panggung yang sedang mengudara namanya; Muhammad Asra. Dia begitu berpengalaman dan karya-karya yang Ia hasilkan tidak bisa diragukan. Dia bilang, "Suatu hari keterbatasan yang Astrini miliki, pasti bisa menjadi pijakan untuk meraih mimpi".
Aamiin.

Rabu, 09 Mei 2012

Atas Nama.

Namanya juga ketulusan, potensial sekali menimbulkan prasangka kemunafikan.
Tulusnya beneran, tapi dibilang bo'ongan.
Tulusnya bo'ongan, malah dikira beneran.
Namanya juga roda, pasti terus berputar.
Kadang diatas waktu senyum kita tiba-tiba menjadi tak terbatas,
kadang dibawah hingga pelukan menjadi sesuatu yang mewah.
Namanya juga gayung, tentu tak selamanya bersambut.
Aku mengandung rindu yang tak terbendung,
kamu memegang kuasa untuk kebersamaan yang kapan saja bisa tercabut.
Namanya juga doa, pasti dikabulkan.
Entah lama atau untuk lain kali saja.
Namanya juga kesabaran, pasti akan berujung pada sebuah keputusan.
Untuk berhenti karena kelelahan,
atau untuk melaju atas nama setia yang lugu yang seringnya kelihatan dungu.
Namanya juga manusia..
Habis manis sepahnya suka langsung buang.
Dan yah,
Namanya juga kamu..
Kalau kesepian baru cari aku.

Selasa, 08 Mei 2012

Hujan.

Dinginnya menimbulkan kenangan.
Gelapnya menciptakan kehangatan.
Bau tanahnya melahirkan ketenangan.

Karena ingatan buruk yang pernah dituliskan, kami pernah bermusuhan.
Karena air mata yang pernah diciptakan, aku pernah bakuhantam dengan kenyataan.

Namun, karena proses pendewasaan. Aku merasa perlu untuk memulai perdamaian.

Berdamai dengan kenyataan.
Dengan dingin, gelap, dan bau kedatangan hujan.


Hujan.. Hujan.. Kenangan.

Senin, 07 Mei 2012

Telepon Saja!

Saya adalah seseorang yang mudah merindukan sesuatu hanya karena mendengarkan lagu, melihat sesuatu, atau mencium aroma tertentu. Pagi ini, saya melihat seorang anak kecil di bank, berkuncir satu, bergandeng tangan dengan sang ibu. Lucu. (:
Sekejab, kuciran anak kecil tersebut membuat saya teringat seorang teman SMA bernama Sulaikah. Ani panggilannya. Ia teman satu kelas saya ketika kelas X dan XI.
Karena kedekatan kami yang biasa-biasa saja, saya hanya tau sedikit mengenai Ani. Namun, apabila diminta mendeskripsikan seorang Ani melalui skenario sinetron, Ani akan saya reflesikan sebagai tokoh Lala di sinetron Bidadari, namun Ia bahagia, dan bukan seorang anak tiri. Ia pintar, rajin, dan sederhana sekali. Atas dasar sok tahu saya, saya juga ingin mendeklarasikan Ani sebagai seorang wanita yang konservatif namun tulus hati. Orang tuanya pasti bangga dan laki-laki yang menjadi suaminya nanti pasti beruntung sekali.
Ingatan tentang Ani berujung pada usaha mencari nomer telepon Ani. Setelah mendapat nomer teleponnya dari seorang teman bernama Dessy, saya langsung menelepon Ani dengan semangat berapi-api.
Kami berbicara lumayan panjang ditelepon, Ani bilang kabarnya baik dan sekarang Ia kuliah di IKIP PGRI Madiun. Ia juga sempat bertanya mengenai sekarang saya kuliah di jurusan apa. Sebuah perbincangan yang sederhana sekali. Bahkan, tidak ada janji akan bertemu di akhir telepon tadi.
Hasil dari telepon kerinduan saya pada Ani tadi menginspirasi saya untuk tidak ragu lagi menelepon orang yang saya rindukan dikemudian hari.
Karena tahu tidak? Menelepon dan mengetahui kabar orang yang kita rindukan itu melegakan sekali.
Terimakasih. Semoga sukses disana, Ani. (:

(Ingin sekali menampilkan foto Ani, tapi facebooknya tidak teridentifikasi)

Minggu, 06 Mei 2012

Oleh-oleh Untuk Wahy

28 Maret yang lalu, saya bersama 3 orang teman satu angkatan di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM pergi dengan berbekal uang sekedarnya, satu lembar peta, dan pengetahuan minim mengenai mau apa, akan tinggal dimana, dan harus melalui jalan mana.
Semuanya terjadi seperti tanpa direncanakan.
Hingga akhirnya kami berempat sampai di seberang pulau.
Pulau Bali.

Cerita ini adalah oleh-oleh kecil untuk salah seorang teman baik saya; Wahy.


Foto yang tampak di atas merupakan oleh-oleh khusus untuk kamu.
Diambil di Dreamland Beach, Pecatu Bali.
Bergambar handphone pribadi saya yang menampilkan fotomu, berlatar belakang hamparan pantai jernih, pasir putih, dan awan yang cerah sekali.
Sayang, karena kesibukanmu, kamu tidak bisa menikmati pemandangan ini.
Kamutidak bisa ikut melarikan diri.

Wahy,
Kami menyebut perjalanan ini melarikan diri.
Entah dari mana dan dari siapa.
Tidak usah dipusingkan lah,
Setelah akhirnya lega akhirnya memberi tahu keberadaan saya pada Ibu saya sesampainya di Bali,
saya ketagihan menenggelamkan diri dilaut.
Mengambang menghadap langit, duduk diam melawan ombak, tertawa melebur dengan air garam yang masuk ke mulut, hingga matahari jatuh.
Rasanya enak sekali.
Kamu harus mencoba suatu hari nanti.

Kami juga merasakan gemetar luar biasa ketika mobil kami melawan arus ribuan manusia bermuka panik, yang meminta kami segera berbalik.
Katanya, bom akan meledak entah setelah berapa detik.

Hari terakhir,
Saya diantar Decin, Hawwin, dan Dimas menyusuri  jalanan Ubud.
Jalanan yang lenggang dan tak ada kemacetan.
Namun,
sesak oleh kenangan.

Semoga kita bisa bepergian bersama suatu hari nanti ya, Wahy (:

Jumat, 04 Mei 2012

Hati-hati Di Jalan, Ayah dan Ibu.

Kemarin,
3 Mei 2012, Ayah dan Ibu bertolak ke seberang benua untuk menghadiri acara wisuda kakak saya.
Saya dan adik pertama saya, Aswita turut mengantar ayah dan ibu hingga Bandara Juanda, Surabaya.
Ini adalah kali kedua mereka melakukan perjalanan internasional setelah tahun 1996, keduanya pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji.
Selain pesan hati-hati yang saya ucapkan pada mereka berulang kali, selembar kertas bertulis nama Astrini juga saya selipkan di tas Ibu untuk diambil gambarnya di setiap tempat yang akan mereka kunjungi.
Tak lupa, selalu saya panjatkan doa supaya dibawakan oleh-oleh CD OASIS, The Kooks, The Strokes, dan Blur, setelah doa agar keduanya diberkahi keselamatan hingga sampai ke tanah air kembali.


Have fun go mad, Moms and Dad.
Jangan lupa pulang. (:

Untuk Laki-laki Cancer yang Aku Rindukan

Untuk laki-laki cancer yang aku rindukan..
Selanjutnya dor! disini diartikan dengan "aku rindu kamu."

Dor!
Dor!
Dor!
Sudah seratus dua puluh hari lebih kita tidak bertemu.
Sudah seratus dua puluh hari lebih aku tidak melihat senyum hangatmu.
Aku bilang, aku hanya bisa menunggu.
Karena keputusan kita dapat bertemu hanya berada ditanganmu.

Dor!
Mengutip kata-kata seseorang tentang rindu, kamu setuju perihal puncak rindu paling dahsyat itu ketika dua orang tak saling telepon/sms/bbm dll, tapi diam-diam keduanya saling mendoakan.
Lalu, apa khabar ketika yang berdoa hanya aku?
Dan bagaimana apabila aku terus menerus tidak tahu mengenai bagaimana kepedulianmu?

Dor!
Apabila telah melampaui batas kemampuanku, biasanya aku akan tetap merindu.
Entah karena buta atau dungu,
tapi bukankah rindu memang mengenai tidak bertemu?

Untuk laki-laki cancer yang aku rindukan..
Dor!
Aku menunggu. (:

Ditulis di Bandara Juanda, Surabaya. Dengan rasa was-was posting ini dibaca oleh Wahy, Decin, atau Hawwin.

Kamis, 03 Mei 2012

Gagal Teh Tarik

Dengan diantar seorang teman, pagi tadi saya berangkat menuju Stasiun Lempuyangan untuk pulang ke kampung halaman. Setelah duduk kurang lebih 3,5 jam dikereta api ekonomi yang saya tumpangi, tibalah  saya di Stasiun Madiun. Lihaaat, Ayah saya yang setia menjemput jam berapapun apabila saya pulang kampung telah menunggu dipintu keluar. Setelah melakukan toss kami bertolak pulang.

Dirumah, Ibu sudah menunggu dengan senyuman. Siang itu, beliau pulang dari kantor lebih awal. Katanya, menunggu gudeg yang saya bawa dari perantauan. Sambil makan bersama, kami banyak bercerita seperti biasa. Siang ini topik pembicaraan adalah persiapan keberangkatan ayah dan ibu mengunjungi kakak saya di seberang benua. Berkat ketrampilan packing yang Ibu miliki, barang-barang yang hendak dibawa seperti oleh-oleh khas Indonesia seperti batik dan jajanan titipan kakak saya seperti beng-beng dan lain sebagainya telah tertata rapi dikoper. Setelah semuanya beres, Ibu baru ingat apabila ada satu hal yang terlewat, yaitu sambal sachet yang juga pesanan kakak saya. Untuk itu, ayah bergegas berangkat menuju swalayan terdekat. Siang tadi terik sekali, tak heran kalau pulang-pulang ayah membawa berbotol-botol minuman segar kesukaannya. Ia membeli banyak sekali, katanya sekalian untuk bekal besok dijalan. Panasnya udara, ditambah pemandangan berbotol-botol minuman segar yang dibawa ayah, membuat pikiran saya langsung melayang pada sosok laki-laki separuh baya, bermuka garang, dan berkulit kecoklatan; Cak'e.

Cak'e adalah pemilik sebuah warung di seputaran jalan Mangga, Madiun. Warung Cak'e ini bukan warung biasa, karena warungnya adalah satu-satunya warung di Madiun yang menjual teh tarik. Entah, saya lupa sejak kapan saya mulai kecanduan, yang jelas dan sumpah saya tidak lebay, Teh Tarik Cak'e ini merupakan teh tarik terbaik yang pernah saya minum. Teh tarik ini dibuat dengan benar-benar ditarik, rasanya begitu pas, dan pelayanan yang menyenangkan. Kurang apalagi untuk membuat saya ketagihan?

Dulu, ketika masih SMA dan punya pacar, saya tidak pernah absen mengunjungi warung cak'e setiap malam minggu. Ketika saya ngambek atau punya mau tapi tidak keturutan, mantan saya selalu tahu kemana harus membawa saya. Segelas teh tarik cukup menjadi penawar ketidak enakan hati. Haha. Murahan sekali ya saya. Tinggal sogok pakai teh tarik, semuanya akan jadi baik-baik saja.

Hingga kini, ditahun ketiga masa perkuliahan saya, Warung Cak'e mengalami perkembangan. Warungnya tidak lagi kecil dan dikunjungi orang yang itu-itu saja. Setiap pulang kampung, saya pasti menyempatkan diri untuk bertandang ke warung Cak'e. Bahkan setiap ada teman dari luar kota yang main ke Madiun, pasti saya ajak mampir juga untuk melihat proses pembuatan dan  menikmati cita rasa teh tarik yang disajikan.

Ah, menulis sedikit tentang Teh Tarik Cak'e sudah membuat Enzim Ptialin saya terstimulus untuk bereaksi secara aktif. Namun sayang, atas nama permintaan ayah saya yang ingin berkumpul bersama sebelum keberangkatannya, bayangan minum segelas teh tarik yang dari tadi mengusik harus sirna untuk sementara. Tidak apalah, toh saya rela-rela saja menunda kembali ke Jogjakarta demi menikmati segelas teh tarik malam minggu besok. Asik.

Selamat malam. Semoga mimpi minum Teh Tarik Cak'e.

Rabu, 02 Mei 2012

Marga Jaya

Bulan Februari yang lalu, saya, Wahy, dan Okta bertolak ke Lampung untuk melakukan survei lokasi KKN. Tulang Bawang Barat, sebuah kabupaten di Provinsi Lampung merupakan tempat yang kami pilih sebagai lokasi KKN kami, dimana selama 5 pekan dibulan Juli dan Agustus nanti kami akan belajar dan mengabdi kepada masyarakat dengan berpegang pada pengetahuan akademis dan ilmu sosial yang telah kami pelajari di bangku kuliah dan di kehidupan sehari-hari.

Setelah hampir 24 jam melewati perjalanan darat dan laut, akhirnya kami tiba di daerah yang disebut Unit 2, sebuah pintu gerbang dimulainya petualangan kami, dimana daerah ini merupakan tempat terakhir kami bisa menemukan mesin ATM. Pada waktu bis yang kami tumpangi tiba, Mas Ardi Wilda, atau yang lebih dikenal sebagai Mas Awe, seorang senior sangar yang sedang menjalani masa tugas Indonesia mengajarnya sekaligus perantara yang mengenalkan saya dengan Tulang Bawang Barat sudah menunggu bersama kawannya untuk menjemput kami. Setelah berbincang-bincang dan beristirahat sejenak, kami berangkat menuju tempat tinggal Mas Awe yaitu Kecamatan Gunung Agung. Sesuai bayangan dan foto-foto yang Mas Awe pernah kirimkan, jalan yang ditempuh terjal. Tanah merah, bebatuan, hutan karet di kiri dan kanan melambai-lambai, seketika menjelma menjadi  pemandangan.

Satu jam kemudian, kami tiba di rumah yang ditinggali Mas Awe. Sebuah rumah yang didominasi warna putih dan biru, sederhana, namun nyaman secara keseluruhan. Mbah Satinah sang pemilik rumah dan cucunya; Edi baik hati sekali. Hari pertama tiba, kami belum melakukan apa-apa karena kebetulan waktu itu hari Minggu, sehingga kantor-kantor yang ingin kami tuju tutup. Akhirnya, saya, Wahy, Okta, dan Mas Awe hanya merancang rencana untuk 3 hari kedepan. Berkat bantuan Mas Awe dan kawan-kawan Indonesia mengajarnya yaitu Mbak Meiske dan Mbak Acha, urusan kami dapat terselesaikan dengan baik.

Banyak hal menarik yang saya temukan diujung Provinsi Lampung ini. Salah satunya adalah sebuah sekolah dasar tempat Mas Awe mengajar di Kecamatan Gunung Agung; SD Marga Jaya, beserta anak-anak manis didalamnya. Karena hari tersebut hari Senin, saya mengikuti upacara bendera, dan itu mengasyikkan sekali.

Perbedaan besar yang saya rasakan dari jalannya upacara bendera di SD Marga Jaya dengan upacara yang saya jalani ketika saya masih sekolah di SD Endrakila Madiun adalah, dahulu, setiap Senin pemandangan wajib di sekolah saya itu adalah guru-guru dan penjaga sekolah yang sibuk lalu-lalang mempersiapkan upacara. Mulai dari papan-papan bertuliskan "Kelas 1" sampai "Kelas 6", speaker, microphone, keyboard, para petugas yang sudah dilatih, hingga tim paduan suara. Pukul 7 tepat, upacara dimulai.  Siswa-siswa yang tidak menggunakan atribut dengan lengkap dipisahkan dari barisan, membentuk barisan sendiri di sebelah kiri depan, dan semua mata bisa leluasa memandang siapa-siapa saja yang berjejer disana. Keteraturan tersebut berbanding terbalik dengan minat dan keseriusan para siswa untuk sekedar hormat ketika bendera merah putih dikibarkan, diam sejenak untuk mengheningkan cipta, apalagi menyimak apa yang dibicarakan pembina upacara. Para siswa perempuan sibuk menggosip, para siswa laki-laki entahlah sibuk melakukan apa dibarisan belakang.

Pukul 7 di SD Marga Jaya pagi itu masih lenggang dan belum terlihat persiapan apa-apa, jangankan keyboard untuk mengiringi paduan suara, satu microphone pun tak terlihat berdiri disana. Ketika upacara dimulai, masih banyak siswa yang telat dan langsung masuk barisan, banyak juga siswa yang tidak menggunakan topi atau dasi, terlepas dari beberapa siswa yang mungkin bandel dan tidak bisa diam, hal tersebut tidak menyurutkan keseriusan dan antusias para siswa untuk menyimak apa yang dibicarakan kepala sekolah sebagai pembina upacara yang dengan lantang dan berwibawa ketika memberikan sambutan. Keseriuasan tersebut dapat dilihat dari jawaban-jawaban kompak mereka ketika beberapa kali Bapak Kepala sekolah bertanya mengenai beberapa hal. Upacara diakhiri dengan acara tanam pohon dimana Wahy dan Okta menjadi bintang tamu. Haha.

Setelah acara tanam pohon, saya, Wahy, dan Okta ikut Mas Awe masuk kelas. Ketika saya melambaikan tangan dan mengajak ngobrol beberapa siswa, mereka menjawab dengan malu-malu-tapi-mau. Lucu sekali. Ketika Mas Awe mengajukan pertanyaan tentang pelajaran, para siswa berebut menjawab. Dan ketika Mas Awe mengajak melakukan tepuk, mereka semua langsung tambah bersemangat. Mata mereka bersinar ketika diberi waktu untuk bertanya mengenai cita-cita dan diberi tahu bagaimana cara menggapainya.

Saya selalu menyukai anak kecil. Dan saya senang sekali menghabiskan Senin pagi saya di SD Marga Jaya. Diantara anak-anak pembelajar yang rela berbagi buku pelajaran dengan teman, diantara anak-anak periang yang langsung berbinar matanya ketika dijanjikan belajar origami, diantara anak-anak lugu yang yang belum tersentuh www.facebook.com.


Semoga ada kesempatan untuk dapat bertemu Mitra, Ariq, Vicky, dan kawan-kawan yang lain lagi (:

Selasa, 01 Mei 2012

MEIBU.

"Apa yang kuberikan untuk Mama. Untuk Mama tersayang.

Tak kumiliki sesuatu berharga, untuk Mama tercinta".

Begitulah lirik pembuka lagu Cinta Untuk Mama, sebuah lagu lawas yang dibawakan seorang penyanyi bernama Kenny,  pernah menempati urutan pertama chart lagu anak-anak pada masa kejayaannya, dan merupakan salah satu lagu yang solmisasinya aku hafal diluar kepala.
Dalam lagu tersebut, Kenny mengungkapkan bahwa Ia hanya bisa memberikan senandung lagu sederhana dari hatinya untuk sang mama. Terlepas dari tujuan lain menyenandungkan, merekam, dan kemudian mengkomersilkan lagu tersebut, Mama Kenny pasti bangga atas apa yang putranya coba berikan melalui nada.

Tak ubahnya Kenny dan anak-anak pada umumnya, aku juga ingin memberikan sesuatu untuk ibuku. Bukan lagi kalung  biji lamtoro atau blocknotes bertulisakan "Diary of The Best Mom" hasil kerajinan tanganku sendiri sebagai hadiah ulang tahunnya, namun kebahagiaan melalui sebuah tindakan real yang nyata dan bukan hanya kata-kata. Anggaplah sebagai pengganti ucapan selamat atas kesuksesannya sejauh ini menjalankan kewajibannya serta pengganti kekaguman dan sungkem terimakasih atas persembahan serta pengabdian sepanjang nafasnya untuk mantan isi perutnya.

Enam hari dalam seminggu, Ibuku berkendara sendiri menuju tempat kerjanya yang memerlukan jarak tempuh  kurang lebih 45 menit dari rumah kami. Ia rajin berolahraga, serajin menunaikan ibadah sholat 5 waktu dan puasa setiap Senin dan Kamis. Kesehariannya, Ibu adalah wanita besar hati yang gemar berbagi pengalaman hidupnya dalam nasihat-nasihat sederhana.
Tangguhnya tak perlu diuji lagi. Begitu pula dengan kesabarannya yang tak pernah berhenti. Tak perlulah disebutkan apa-apa lagi, menghindari prasangka "jangan-jangan tulisan ini dibuat tidak dengan sepenuh hati."
Dipertengahan bulan ini, 21 tahun yang lalu aku lahir. Itulah mengapa, untuk aku Mei selalu berarti. Atas kecintaanku pada Ibu, semoga Mei kali ini punya arti lain untuk aku maknai. 

Lebih dari doa-doa egois yang aku panjatkan setiap hari, semoga aku berkesempatan memulai babak dua puluh satu dimana aku bisa membuat Ibuku bergembira hati.Setiap hari (:

Selamat bulan Mei untuk Astrini; diriku sendiri.

Dan Susilowati, pemilik peluk terdamai di dunia ini.
Yang coba aku sapa pertama kali setiap pagi,
dan balasan pesannya adalah apa yang aku sebut dengan energi.