@astriniw Hari pertama bulan Juni, hari untuk Beri. Selamat 21, yang suka bikin nyeri hati, tapi selalu mengerti @bagusnamec. Semoga semua menjadi baik.16 jam yang lalu, tweet tersebut saya ketik saat saya bahkan belum beranjak dari tempat tidur. Hari ini, tersebutlah dia Bagus Indro Nugroho atau yang akrab dipanggil Namec; partner terdahulu saya yang lagi-lagi diberi kesempatan untuk menua ke 21 kalinya, dimana (mungkin) 24 atau 36 bulan kedepan dia tidak lagi akan mengijinkan dirinya berdiam demi dua puluh sekian yang lebih menjanjikan.
Entah berapa kali sudah saya pernah menulis tentang dia, baik dengan kandungan konten tulisan paling bodoh hingga tulisan dengan kandungan konten diatas batas intelegensi tertinggi (saya).
Tahun ini, tidak ada lagi kejutan khusus yang saya siapkan untuk harinya. Bukan karena apa-apa tapi lebih karena kemudian beberapa hari yang lalu dia menyadarkan bahwa secara de jure, saya bukan lagi siapa-siapa. Walaupun, like seriously saya ingin memberinya sebuah hadiah. Hadiah untuk seorang (calon) laki-laki yang (tadinya) selalu mendengar dan menerima telepon saya jam berapapun, berbentuk lebih dari sebuah tipuan harus berangkat keperantauan, pembuatan video yang mengingatkannya akan beberapa mantan, atau pancake yang saya buat dengan sepenuh hati dan saya bubuhi semiotika harapan melalui sebuah tatapan.
Katanya distance is nothing when you are something, namun kemudian "jarak" merentangkan pengetahuan saya mengenai hal apa yang sedang dia gandrungi, barang apa yang sedang ingin dia miliki, dan siapa yang dia inginkan untuk menghabisi hari ini. Emm oke, yang terakhir anggap saja saya cuma pura-pura enggak tahu. :p
Biar sajalah.
Lebih dari itu, kalau saja halaman blog saya ini adalah sebuah kotak segi empat, saya ingin warnanya hitam dengan segumpal awan putih yang menyembunyikan segelintir bintang untuk diberikan. Ketika dibuka, kotak tersebut akan memunculkan Meyga Sukmana, memegang pianika dan amplop beraoma vanila yang mengandung doa semoga segalanya menjadi baik di 21 miliknya. Supaya Ia bahagia tanpa obsesi berlebihan mengenai apa yang orang sebut eksistensi dan gengsi. Supaya sekali-kali Ia mulai mencoba mentransformasikan mimpinya. Supaya Ia berbangga dengan kesederhanaan dan keihlasan untuk memaafkan, termasuk apabila dalam tulisan ini mengundang ketidak setujuan. Serta, supaya dia tidak lupa melindungi wanitanya dengan berjalan disebelah kanan.
Untuk Beri.
Lihat itu didepan! Bukankah masa masih terus berjalan tanpa perlu melupakan kenangan karena Ia adalah pelajaran? Selamat menua (kembali), Beri. Many good return in this another year of yours.
Jangan kebanyakan jalan-jalan! Cepetan jadian.
Salam sepatu boots!
Astrini.