Selasa, 01 Mei 2012

MEIBU.

"Apa yang kuberikan untuk Mama. Untuk Mama tersayang.

Tak kumiliki sesuatu berharga, untuk Mama tercinta".

Begitulah lirik pembuka lagu Cinta Untuk Mama, sebuah lagu lawas yang dibawakan seorang penyanyi bernama Kenny,  pernah menempati urutan pertama chart lagu anak-anak pada masa kejayaannya, dan merupakan salah satu lagu yang solmisasinya aku hafal diluar kepala.
Dalam lagu tersebut, Kenny mengungkapkan bahwa Ia hanya bisa memberikan senandung lagu sederhana dari hatinya untuk sang mama. Terlepas dari tujuan lain menyenandungkan, merekam, dan kemudian mengkomersilkan lagu tersebut, Mama Kenny pasti bangga atas apa yang putranya coba berikan melalui nada.

Tak ubahnya Kenny dan anak-anak pada umumnya, aku juga ingin memberikan sesuatu untuk ibuku. Bukan lagi kalung  biji lamtoro atau blocknotes bertulisakan "Diary of The Best Mom" hasil kerajinan tanganku sendiri sebagai hadiah ulang tahunnya, namun kebahagiaan melalui sebuah tindakan real yang nyata dan bukan hanya kata-kata. Anggaplah sebagai pengganti ucapan selamat atas kesuksesannya sejauh ini menjalankan kewajibannya serta pengganti kekaguman dan sungkem terimakasih atas persembahan serta pengabdian sepanjang nafasnya untuk mantan isi perutnya.

Enam hari dalam seminggu, Ibuku berkendara sendiri menuju tempat kerjanya yang memerlukan jarak tempuh  kurang lebih 45 menit dari rumah kami. Ia rajin berolahraga, serajin menunaikan ibadah sholat 5 waktu dan puasa setiap Senin dan Kamis. Kesehariannya, Ibu adalah wanita besar hati yang gemar berbagi pengalaman hidupnya dalam nasihat-nasihat sederhana.
Tangguhnya tak perlu diuji lagi. Begitu pula dengan kesabarannya yang tak pernah berhenti. Tak perlulah disebutkan apa-apa lagi, menghindari prasangka "jangan-jangan tulisan ini dibuat tidak dengan sepenuh hati."
Dipertengahan bulan ini, 21 tahun yang lalu aku lahir. Itulah mengapa, untuk aku Mei selalu berarti. Atas kecintaanku pada Ibu, semoga Mei kali ini punya arti lain untuk aku maknai. 

Lebih dari doa-doa egois yang aku panjatkan setiap hari, semoga aku berkesempatan memulai babak dua puluh satu dimana aku bisa membuat Ibuku bergembira hati.Setiap hari (:

Selamat bulan Mei untuk Astrini; diriku sendiri.

Dan Susilowati, pemilik peluk terdamai di dunia ini.
Yang coba aku sapa pertama kali setiap pagi,
dan balasan pesannya adalah apa yang aku sebut dengan energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar