Bertajuk Sheila On 7 16th Anniversary 3 On 3 Concert, konser tersebut diadakan hari Jum'at, 18 Mei 2012, di Grand Pacific Jogjakarta.Setelah menukar tiket, antri masuk, dan duduk menunggu didepan stage (di dekat saya duduk pula Frau, berkaus hitam, dan rok merah muda berbunga-bunga), konser dimulai dengan dentuman bunyi gong, lampu padam, narasi peraturan dan penjelasan singkat mengenai konser, ayunan besi merah yang melingkar diatas sebuh gitar, dan alunan lagu Tunjuk Satu Bintang. Setelah layar merah tersibak, Duta (Vocalist Sheila On 7) muncul dengan fedora hitam, blazer hitam, senyum, dan lantunan lirik Tentang Hidup. Panggung yang ditata begitu manis, menambah semarak penampilan Duta, Eross, Adam, dan Brian di konser yang diselenggarakan 3 jam dalam 3 sesi tersebut. Spot Festival terdapat di depan stage dan dibelakangnya terdapat level setinggi kurang lebih 1,5 meter untuk penonton VIP. Saya pribadi merasa bersyukur membeli tiket festival karena bisa berada lebih dekat dengan panggung dan menikmati tata lampu ciamik dari konser yang (katanya) merupakan konser terbesar Sheila On 7 selama 16 tahun berkarir.
Sesi pertama konser tersebut diisi dengan lagu-lagu dengan beat bersemangat seperti Bertahan Disana, Bila Kau Tak Disampingku, Kita, Yang Terlewatkan, Tunjukkan Padaku, Pemuja Rahasia, Betapa, dan 3 medley; Anugrah Terindah yang Pernah Kumiliki, My Heart Will Go On - Itu Aku, Mari Bercinta, Hujan Turun, dan Kau Kini Ada - Generasi Patah Hati - Pria Kesepian).
Satu jam berlalu, lampu dipadamkan. Panggung kosong dan entah karena apa semua penonton berbalik arah. Ternyata semua personel Sheila On 7 telah berpindah ke belakang, persis didepan para penonton VIP. Hem ini sih namanya sila ke-5 Pancasila ya. Saya yang kecil (hem oke bukan kecil tapi pendek) jadi tidak melihat pertunjukan apa-apa di sesi ke-2 yang membuat penonton terbuai dengan lagu-lagu mendayu seperti Sephia, Berhenti Berharap, Just For My Mom dan tak lupa lagu manis yang liriknya bikin pengen peluk Danish :3, Saat Aku Lanjut Usia turut dinyanyikan di sesi ini.
Sisa satu jam dihabiskan untuk sesi terakhir dimana semua personil Sheila On 7 berpindah kembali di panggung semula. Namun seperti hidup, semua tak lagi sama. Entah karena apa posisi saya yang semula hanya berjarak 4 baris dari panggung, kini bergeser 4 baris lebih belakang. Pada sesi ini suasana (yang saya rasakan) sudah tidak terlalu kondusif. Dehidrasi melanda dan udara kian sesak direbut ratusan jaringan pernafasan manusia. Tapi ya sudahlah saya terus bernyanyi melantunkan lagu-lagu bersemangat dari Sheila On 7 lainnya. Lagu pertama yaitu Pede didendangkan, lalu sedih rasanya merasakan hawa diakhir lagu Sahabat Sejati. Katanya "Tak usah kita pikirkan ujung perjalanan ini", pikiran saya sontak terbang ke Decin, Wahy, Andina, Hawwin, Jimmy, Amri, Kak Gigi, Mas Ucok, Memey, Dian, Adit, Maman, Benji, dan lainnya. Sedih :(
Rupanya pintar sekali si penata list lagu yang dibawakan Sheila On 7 ini. Setelah diombang-ambingkan perasaan getir perpisahan untuk pendewasaan, Have Fun dimainkan, dan hati saya diterbangkan dengan lagu Berlayar yang diteruskan Terimakasih Bijaksana, Medley Brillian - Pejantan Tanggung - Bait Pertama, Seberapa Pantas, dan Hari Bersamanya. Tiba-tiba ketika Duta sedang mengucapkan banyak terimakasih kepada penonton, Keluarga besar Sheila On 7 yang dipimpin Adelia Lontoh (istri Duta) (cantik sekali), (istri personel lainnya juga cantik, jadi tidak heran apabila anak-anaknya lucu semua) muncul dipanggung dengan membawa kue ulang tahun dan bunga. Sesi ini dilanjutkan dengan perkenalan keluarga personel dan kru yang berjasa selama ini. Disitu turut hadir Khaylila (anak angkat Eross) yang kini telah beranjak dewasa.Perkenalanpun dilanjutkan dentuman lagu Melompat Lebih Tinggi. Lampu kembali padam dan konser dideklarasikan telah usai. Hampir seluruh penonton berbalik untuk pulang. Tapi tunggu dulu, pertunjukan ternyata belum usai. Eros kembali muncul diikuti 3 personel lainnya. Duta bilang "semoga lagu ini bikin kalian ingat terus malam ini". Hem ibarat orang sekarat nih, abis ini detektor denyut jantung sudah akan menampilkan garis lurus dan bunyi Tiiiiiiiit panjang karena Kisah Klasik Untuk Masa Depan lalu berkumandang.
Iya benar, konser ini bikin saya pengen pulang ke Madiun untuk mengambil semua kaset-kaset Sheila On 7 kakak saya. Dan iya benar, konser ini membuat saya teringat akan beberapa kejadian dan orang penting dalam hidup saya. Namun, konser ini bukan konser terbaik dan terspektakuler yang pernah saya datangi. Ibarat segelas kopi, ampasnya masih nempel di cangkir dan tidak turut masuk ke organ pencernaan. Kemudian, mengingat air minum yang dibawa penonton disita diawal dan 3 jam merupakan durasi yang cukup lama, perlu kebijakan yang merumuskan regulasi bagaimana penonton tetap bisa minum untuk mencegah pingsan dan dehidrasi dikonser sekelas tadi malam.
Terlepas dari hal tersebut, (buat saya) terdapat satu pembeda antara konser ini dengan konser-konser lainnya, Duta berhasil menimbulkan atmosfer cinta disetiap lirik lagu yang dinyanyikannya. Karena yang saya rasa, seolah-olah Ia hanya bernyanyi untuk saya. Em, mungkin semua wanita diruangan tersebut merasa hal yang sama?
Terlepas dari hal tersebut, (buat saya) terdapat satu pembeda antara konser ini dengan konser-konser lainnya, Duta berhasil menimbulkan atmosfer cinta disetiap lirik lagu yang dinyanyikannya. Karena yang saya rasa, seolah-olah Ia hanya bernyanyi untuk saya. Em, mungkin semua wanita diruangan tersebut merasa hal yang sama?
Jadi, selamat ulang tahun Sheila On 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar